Jakarta- Soni Fahruri (Founder CENITS), dalam sambutan Webinar Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS) menyampaikan bahwa situasi saat ini Indonesia banyak impor LPG yang menguras dana subsidi, dan Pemerintah telah berupaya melalui pemanfaatan DME dari batubara dan rencana konversi LPG dengan program kompor induksi.
Karenanya Soni mengusulkan agar “Gas bumi salah satunya dapat diolah untuk dibuat DME, karena prosesnya lebih pendek dibandingkan dengan DME dari Batubara, dengan begitu diharapkan bisa lebih efisien dan tercapai keekonomiannya”.
Soni menambahkan, pengembangan industri hulu migas masih memegang peranan penting dalam menopang pembangunan ekonomi berkelanjutan, setidaknya hingga tahun 2050.
“Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) tergambar secara jelas bahwa porsi minyak bumi di tahun 2025 sebesar 25%, di tahun 2050 sebesar 20%. Sedangkan Gas Bumi pada tahun 2025 sebesar 22% dan di tahun 2050 meningkat menjadi 24%” ucap Soni.
Dengan melihat bauran energi tersebut bisa terlihat bahwa terjadi peningkatan peranan gas bumi dalam bauran energi nasional.
“Peningkatan peranan patut kita sambut dengan baik karena minyak bumi termasuk dalam energi bersih, dan kita berharap menjadi bagian penting dalam transisi energi”. Kata Soni Fahruri dalam sambutan Webinar CENITS.
Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS) mengadakan webinar pada (23/09/2024) dengan menghadirkan narasumber Ir. Agoes Sapto Rahardjo (ASR) yang merupakan Praktisi industry LNG yang telah memiliki pengalama 30 tahun di bisnis migas, Arun LNG, Total, BP M<igas/SKK Migas dan INPEX.
Webinar mengusung tema “Pengembangan Lapangan Gas Laut Dalam “Studi Kasus Blok Masela dan IDD”, Jum’at 23 September 2022 pukul 19.30 – 22.00.
Kegiatan webinar merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh CENITS dalam rangka mendalami sektor migas secara holistik dari Hulu hingga Hilir.
Potensi sumber daya migas di Indonesia saat ini masih banyak, namun tersebar di Kawasan laut dalam. Terdapat sekitar 128 cekungan yang potensi untuk dikembangkan.
Beberapa lokasi mulai menarik perhatian untuk dikembangkan antara lain: kutai basin di Kalimantan Timur, Blok Proyek Abadi Masela dan Blok Andaman.
Pemanfaatan sumber daya gas bumi tersebut tentu diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara.
Kegiatan Webinar menurut Soni merupakan yang pertama setelah sekian lama CENITS vakum beraktifitas, akan ada rangkaian kegiatan webinar-webinar selanjutnya, dan nanti ditutup dengan kegiatan Fokus Grup Diskusi (FGD) secara offline dalam rangka lebih mempertajam solusi dalam bidang minyak dan gas bumi khususnya di laut dalam.
Tentu menjadi harapan kita semua bahwa kegiatan ini yang dilakukan secara santai, rileks sesuai dengan metode CENITS yakni “Cangkrukan” minimal kita menambah persaudaraan, merekatkan tali silaturahmi, dan saling memberi manfaat serta semoga menjadi kontribusi bagi bangsa dan negara pungkas Soni.