Naibonat, Kampung Toleransi di Perbatasan Timor Leste dan Australia
Namanya Naibonat. Dikenal sebagai Kampung Toleransi. Lokasinya berada di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut. Kampung ini digagas oleh Anselmus Giaprillianto Djogo atau dikenal sebagai Jefry Djogo, seorang tokoh nasionalis setempat. Kini, kehadiran Kampung Toleransi Naibonat membuat Pencanangan Tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi tidak lagi berdimensi nasional, melainkan juga internasional.
Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional, Dr. Robi Nurhadi mengungkapkan, lokasi Kampung Toleransi ini berada paling dekat dengan batas negara Timor Leste dan Australia. Ini, menurutnya, akan memberi pesan khusus kepada negara tersebut.
“Bagi Indonesia, kehadiran Kampung Toleransi Naibonat tersebut mendorong terciptanya kerukunan dan kohesi sosial yang memberi nilai tambah dalam pembangunan ketahanan nasional,” ujar Dr. Robi Nurhadi yang juga Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta.
Robi yang juga tengah melaksanakan Pengabdian Masyarakat di Kampung Naibonat, juga mengungkapkan bahwa pembangunan Kampung Toleransi tersebut didasari oleh keinginan untuk menumbuhkan semangat toleransi beragama serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Ini, sama seperti yang disampaikan oleh Jefry Djogo, sang penggagas, yang juga Ketua FKPPI Provinsi Nusa Tenggara Timur. “Kampung Toleransi Naibonat ini dibangun untuk menumbuhkan semangat toleransi beragama, memperkuat kerukunan, mempersatukan kemajemukan dalam bingkai NKRI, dan memperjuangkan kepentingan para pejuang bangsa”, kata Jefry.
Naibonat berada di atas lahan seluas 14,65 hektar. Lahan tersebut sudah diperjuangkannya sejak tahun 2004. Lalu pada tahun 2012, seiring dengan dinamika sosial setempat, muncul gagasan pembangunan Kampung Toleransi Naibonat.
“Kalau dilihat sejarahnya, pendirian kampung toleransi ini penuh dengan perjuangan serta dinamika yang menuntut kesabaran dan keikhlasan. Lahan kini sudah tersedia bagi semua kelompok agama, dan juga masyarakat. Ayo, kita teruskan pembangunannya,” kata Jefry Djogo yang juga menjadi Ketua Partai Keadilan Persatuan (PKP) Kabupaten Kupang.
Kampung Toleransi Naibonat yang berdiri di atas lahan 14,65 hektar tersebut berasal dari hasil perjuangan pembebasan tanah negara yang sudah diokupasi masyarakat selama 44 tahun, yang lokasinya bersebelahan dengan komplek TNI Angkatan Darat. Dari luas tanah tersebut, kemudian dibagi untuk kelompok Kristen seluas 1 hektar, Katolik 1 hektar, Islam 1,1 hektar, Hindu 0,75 hektar, Budha 0,4 hektar dan Konghucu 0,4 hektar serta untuk para purnawirawan dan masyarakat lainnya seluas 10 hektar.
“Lahan untuk semua kelompok agama tersebut sudah menjadi Hak Milik (SHM) mereka, bukan hak guna. Jadi Kampung Toleransi Naibonat ini contoh yang istimewa karena negara memberi lahannya, masyarakat membangunan toleransi, kerukunan dan persatuannya,” kata Jefry Djogo bersemangat.
Pada kesempata tersebut, Dr. Robi Nurhadi juga mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah tengah berencana mendirikan Markas Komando Daerah Militer (KODAM) Cendana di sekitar Kampung Toleransi Naibonat tersebut. Menurut Robi Nurhadi, hal ini akan menambah nilai strategis kampung tersebut.
“Kampung Toleransi Naibonat Kupang bisa menjadi kampung toleransi percontohan nasional yang pembangunannya berbasis strategi Pentahelix dimana melibatkan pemerintah, komunitas, usahawan, media dan akademisi. Selain lokasinya yang menempel ke area pembangunan Kodam Cendana, juga dekat ke lokasi Bendungan Raknamo yang sudah dikunjungi Presiden Joko Widodo, dimana di area “Jalan Jokowi” tersebut terdapat hamparan pohon Kupang Putih yang instagramable. Hal itu, akan membuat lokasi Kampung Naibonat cepat berkembang sosial-ekonominya. Harapan saya, lokasi ini bisa jadi semacam Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) sebagaimana dikembangkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) saat ini,” ujar Dr. Robi, yang juga alumni The Center for History, Politic and Strategy UKM Malaysia tersebut.
Salah satu realisasi strategi Pentahelix adalah adanya keterlibatan pemerintah Kabupaten Kupang yang sudah memfasilitasi pembangunan sebagian dari enam rumah ibadah di Kampung Toleransi Naibonat. Hasil observasi ke lokasi Kampung Toleransi Naibonat, pada 22 Juli 2022 memperlihatkan bahwa gereja sudah berdiri, masjid sedang dibangun, dan rumah ibadah agama-agama lainnya akan menyusul.
Anselmus Giaprillianto Djogo berharap Kampung Toleransi Naibonat tersebut bisa menjadi benteng pertahanan iman dari pengaruh-pengaruh ideologi tertentu yang akan memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Kami berharap Pemerintah Pusat dan Daerah terus mengembangkan Kampung Toleransi ini sebagai aset bangsa yang menjadi ikon wisata religi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat NTT, khususnya Kabupaten Kupang,” ujar Jefry Djogo.(*)